TEMAN

Facebook

Selasa, 11 Maret 2014

PINTAR BERSAMA PERPUSTAKAAN TERAPUNG


Perpustakaan Terapung Buat Warga Pesisir Dan Pulau Terluar Kab. Bengkalis
Oleh : Romadhoni
 


Untuk menggugah minat baca di kalangan siswa-siswa yang berada di kawasan pulau-pulau terpencil dan kawasan pesisir, Pemkab Bengkalis, melalui Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Riau mengajukan kepada Badan Perpustakaan Nasional untuk menyediakan perpustakaan terapung. Kapal perpustakaan yang digunakan sebagai Pustaka Terapung dari Badan Perpustakaan Nasional.  dilengkapi dengan 3.200 eksemplar buku.
Pemerintah Kabupaten Bengkalis menerima satu unit kapal pada 2008 lalu, yang direncanakan untuk dijadikan perpustakaan terapung di Meranti dulunya. Namun karena daerah tersebut telah terjadi pemekaran, maka kita rencanakan pengoperasian kapal tersebut ke Rupat. Sayang 2008-2014 kapal tersebut belum juga difungsikan secara maksil, hal ini terlihat kapal tersebut masih terpakir di sungai Bengkel kecamatan Bengkalis.

Perlu sentuhan tangan dari pihak terkait terutama Badan Perpustakaan Umum Arsip dan Dokumentasi (BPUAD) Kabupaten Bengkalis untuk memaksimalkan operasional perpustakaan terapung tersebut, sayang kapal bantuan yang diberikan secara cuma-cuma tesebut  hampir 6 taun terbiarkan begitu saja. 
Dari informasi yang didapat dalam waktu dekat ini, perpustakaan terapung bakal beroperasi di Rupat. Beroperasinya perpustakaan ini, untuk memanfaatkan aset-aset daerah agar lebih efektif dalam pemanfaatannya, sesuai instruksi Bupati Bengkalis. sehingga perlu dikaji kelayakan operasional, kondisi kapal karena kapal sudah lama tidak beroperasidilakukan dipersiapkan hal-hal teknis yang bisa mendukung pelayaran kapal.
Semoga  akan dioperasikan kapal ini dapat membantu masyarakat pulau rupat untuk meningkatkan minat baca dikalangan siswa dan pelajar. sudah saatnya dengan dana APBD terbesar ke dua Seindonesia berbanding lurus dengan mutu pendidikan didaerah perbatasan yang terluar terdepan dan Tertinggal.




Jumat, 07 Maret 2014

BUKU-BUKU TEKNIK PERKAPALAN DAN PELAYARAN

 Pengetahuan dan Jenis Pompa
https://drive.google.com/?tab=jo&authuser=0#my-drive
STABILITAS KAPAL
https://drive.google.com/?tab=jo&authuser=0#my-drive


Kelulut Dowload disini  


KAPAL BERBAHAN SABUT KELAPA DAN KAIN BEKAS



PENGGUNAAN BAHAN KOMPOSIT FIBERGLASS ALTERNATIF (SABUT KELAPA & KAIN BEKAS) PADA KAPAL FIBERGLASS DI GALANGAN KAPAL TRADISIONAL KABUPATEN BENGKALIS


Romadhoni11) Pardi1),   Zulkarnain2)
1) Staf Pengajar Progam Studi Teknik perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis
2) Laboran Progam Studi Teknik perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis
E-mail : Pardika_001@yahoo.com, onie_bks@yahoo.co.id, zulkarnain21@yahoo.com

ABSTRAK


Keterbatasan bahan baku kayu sekarang ini merupakan ancaman bagi usaha galangan kapal tradisional. Sulitnya dalam mendatangkan bahan baku utama fiberglass, seperti serat MAT dan WR (Woven Roofing) disamping mahalnya bahan serat terebut, dan ada isu rencana pelarangan penggunaan fiber dalam jangka waktu  tertentu  semakin mengencarkannya penelitian akan solusi pembuatan fiber yang ramah lingkungan.
Dengan melakukan pengujian Mekanis serat Sabut kelapa dan Kain Bekas maka diperoleh kekuatan bending dan impak yang optimal dan memenuhi standar BKI dan standar ASTM D-790 dan ASTM D 638 dan Penggunaan Serat bahan penguatan fiberglass alternatif ini diharapkan dapat menghemat biaya pengeluaran dalam pembuatan fiberglass disamping Untuk mengurangi produk limbah lingkungan yang tidak terurai dalam tindakan menjaga kesehatan (menghindari zat racun) terhadap fiber sintetis.
Hasil Pengujian bending Komposit Sabut kelapa dan kain bekas didapat Modulus Elastisitas Bending rata-rata kain bekas jilbab 12, 88 MPa sabut Kelapa 2,69 MPa dan kain bekas singlet 6,57 Mpa, sedangkan untuk pengjian impak didapat nilai rata-rata kain bekas Jilbab -0,0808 kg/mm2, Serat Sabut kelapa-0,16533 kg/mm2, dan serat kain singlet 0,00427 kg/mm2.

Kata Kunci : Fiber, Serat Sabut Kepala, Kain bekas, Kekuatan Bending dan Impak.
Gambar Model Kapal Ikan Kabupaten Bengkalis dari Serat Sabut Kelapa (Coco Fibre) dan Serat Kain Bekas (Rags Fiber)

Kamis, 06 Maret 2014

KAPAL PELAYANAN KESEHATAN DI PERAIRAN PESISIR ANTAR PULAU TERLUAR TERDEPAN DAN TERTINGGAL (3T) (STUDI KASUS KABUPTEN BENGKALIS DAN KEPULAUAN SEKITARNYA)



Romadhoni (4132203004)
Email : onie_bks@yahoo.co.id
                     Mahasiswa Jurusan Teknik Produksi Dan Material Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan Intitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


ABSTRAK
Hampir semua daerah kepulauan di Indonesia mengalami nasib sama yaitu untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakatnya. Sejumlah daerah kepulauan mengalami kendala dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan dimana masyarakat sangat membutuhkan sentuhan halus para pemberi pelayanan, kebanyakan tim medis menolak untuk ditempatkan di pulau terpencil. Di Kabupaten Bengkalis Terdapat 26-30 pasien setiap bulannya dan + 80 pasien setiap tahun rujukan dari pukesmas didaerah kepulauan menuju rumah sakit umum sehingga untuk memperlancar sinergi pelayanan kesehatan dan pengobatan pasien pada daerah kepulauan Bengkalis dan sekitarnya sangat membutuhkan unit Kapal Pelayan Kesehatan. Untuk itu perlu perancangan kapal kesehatan ini nantinya adalah harus memenuhi Aspek Teknis, Operasional dan Klasifikasi Pelayaran Internasional, berhubung kapal tersebut akan digunakan sewaktu-waktu dengan tujuan kenegara tetangga terdekat seperti halnya Malaysia dan Singapura. Hasil dari perencanaan ini nantinya pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten dan Rumah Sakit Umum Bengkalis dalam menentukan type kapal yang ideal dan optimal secara teknis, ekonomis, operasional, keselamatan dan klasifikasi kapal pelayanan kesehatan pada daerah kepulauan Bengkalis dan sekitarnya.
.
Key Word : Kapal kesehatan, kapal, klasifikasi kapal kesehatan

C++ MATRIK 3 x 3





penjelasan :
- #include <iostream.h> berarti memerintahkan untuk menyertakan file header seperti iostream.h dan conio.h yang untuk menyisipkan fungsi cout dan cin.
- void main() Untuk mendeklarasi fungsi utama, bahwa suatu program c++ dapat berisi banyak fungsi.
- int temp artinya mendeklarasikan variabel temp dengan tipe data integer
- int nilai[]={2,3,7,1,9,4}; artinya mendeklarasikan variabel nilai dengan tipe data integer dan menggunakan array untuk memasukkan beberapa angka
- statemen for berfungsi sebagai perulangan yang akan terus menerus menjalankan statemen di dalam badan for tersebut sampai kondisi batasannya bernilai false
- cout<<nilai[d]<<" "; artinya menampilkan nilai dari variabel nilai[d] sebelum di sorting
- if(nilai[i]>=nilai[j+1]) artinya jika nilai[i]>=nilai[j+1] maka statement dalam badan if dijalankan
- temp=nilai[j+1]; artinya menyimpan nilai dari variabel nilai[j+1] ke variabel temp
- nilai[j+1]=nilai[i]; artinya menyimpan nilai dari variabel nilai[i] ke variabel nilai[j+1]
- nilai[i]=temp; artinya menyimpan nilai dari variabel temp ke variabel nilai[i]
- statemen for berfungsi sebagai perulangan yang akan terus menerus menjalankan statemen di dalam badan for tersebut sampai kondisi batasannya bernilai false
- cout<<nilai[a]<<" "; artinya menampilkan nilai dari variabel nilai[a] yang telah di sorting atau di urutkan

Cara Mengambil Link Sampai Langkah-langkah Membuat Menu Blog

Cara Mengambil Link Sampai Langkah-langkah Membuat Menu Blog. Sebelumnya saya minta maaf kepada beberapa sobat Blogger yang baru berkecimpung di dunia Blogger. Postingan kali ini baru sempat saya tulis, padahal banyak sekali inbox di email saya yang bertanya mengenai masalah yang satu ini. Ada beberapa sobat Blogger yang memang bertanya "Mas, saya baru belajar ngeblog...saya ingin nanya, bagaimana cara membuat menu seperti di blognya mas, lalu bagaimana agar ada link di menunya?"...dengan singkat saya jawab "oh, untuk masalah itu gampang sekali sob, silakan surfing ke postingan blablabla...". Ternyata sobat blogger tersebut masih reply email saya "tapi saya masih bingung cara mendapatkan link menu nya...". Akhir kata saya agak bingung. dan bahkan merasa bersalah karena saya tidak bisa menjelaskannya dengan baik. Semoga dengan hadirnya postingan yang sederhana ini bisa menjadi solusi bagi sobat2 yang baru main blogging di Blogger.

Kapal Fiber Glass Untuk Perairan Pesisir

Kapal Fiber Glass di Galangan Kapal Politeknik Negri Bengkalis

ANALISIS KEBIJAKAN KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH CAGAR BIOSFER GIAM KABUPATEN BENGKALIS MENGUNAKAN SISTEM DINAMIK



Romadhoni (4132203002)
Jurusan Teknik Produksi Dan Material Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan Intitu Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Abstrak:
Kerusakan hutan cagar biosfer Giam Siak kecil luar biasa saat ini. Ratusan kubik kayu hutan Giam Siak kecil ini ditebangi oleh oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan alam. Bahkan hutan tersebut telah di kavling-kavling, dijual kepada kaum durban/pendatang sebanyak 5.000 hektar, tidak hanya itu kebakaran hutan menjadi masalah serius setiap tahunnya dengan kerusahakan yang sangat memperhitinkan. CIFOR membuat analisis citra satelit baru untuk wilayah Provinsi Riau, terbakar sepanjang tahun 2013 dengan total 2.891 titik api, menyebabkan masalah asap di Sumatera, Singapura dan Malaysia.  Penghacuran Hutan Alam di Riau kembali terjadi dan berulang tiap tahun. Data Jikalahari menunjukkan tiga tahun terakhir (2009-2012), Riau kehilangan tutupan hutan alam sebesar 565.197.8 hektar (0,5 juta hekatre), dengan laju deforestasi  pertahun sebesar 188 ribu hektar  pertahun atau setara dengan hilangnya 10 ribu kali lapangan futsal per hari. Dan 73,5 persen kehancuran itu terjadi pada Hutan Alam Gambut yang seharusnya dilindungi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat kerusakan hutan serta membantu pengambilan kebijakan terbaik untuk menyelesaikan masalah kerusakan hutan.










1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belangkang
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Dan Bukit Batu (CB-SKBB), termasuk kawasan yang memiliki karakteristik hamparan rawa gambut dialiri oleh dua sungai, Bukit Batu dan Siak Kecil, membentang di Propinsi Riau diapit oleh 2 Kabupaten Bengkalis dan Siak serta bagian barat Dumai. Obyek wisata yang paling menarik adalah hamparan panorama tasik (danau) yang indah di kelilingi oleh tumbuhan air seperti rasau dan bakung membentuk perakaran yang kompak seperti spot-spot meyerupai pulau mini jika melihat dari atas. Kawasan ini telah mendapat sertifikasi dari Program MAB - UNESCO pada tanggal 26 May 2009, artinya Dunia internasional telah mengakui adanya Cagar Biosfer baru di Indonesia, kemudian peresmian oleh Menteri Kehutanan MS. Kaban pada tanggal 1 juli 2009, Pekanbaru – Riau.



Gambar. 1 Peta lokasi Cagar biosfir Giam Kabupaten Bengkalis
Total luasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu yaitu 705.270 Ha terdiri dari 3 zonasi
  • Zona inti seluas 178.722 ha meliputi (Suaka margasatwa Giam Siak Kecil 84.967 ha, Suaka Margasatwa Bukit Batu 21.500 ha, dan alokasi SMF 72.255 Ha ) --- Hijau
  • Zona penyangga  seluas 222.425 ha meliputi Hutan Tanaman Indrustri --- Kuning
  • Zona Transisi seluas 304.123 ha meliputi pemukiman, dan perkebunan masyarakat Biru
Lokasi Cagar Biosfer yang akan di kunjungi yaitu Suaka Margasatwa Bukit Batu atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Hutan Sungai Bukit Batu, ini merupakan bagian areal inti dari landscape Cagar Biosfer. Ketika memasuki kawasan rasanya seperti berada di daerah lain menyeramkan tapi sekaligus menyenangkan mengapa, karena karakteristik air yang  berwarna hitam namun jernih seperti air teh dengan jalur sungai yang berkelok-kelok terkadang menyulitkan perjalanan hal-hal seperti itu dapat memacu andrenalin. Keanekaragaman Hayati Suaka Margasatwa Bukit Batu dari hasil survey LIPI menunjukan terdapat bermacam jenis pohon berkayu di areal inti seperti kempas (Koompasia malacensis), Meranti batu (Shorea uliginosa), Meranti bunga (Shorea teymanniana) Punak (Tetrameristra glabra), Durian burung (Durio carinatus), Bintangur (Calophyllum soulatri) )jika ingin mencoba tracking kita bisa melihat jenis tanaman yang masuk daftar red list IUCN yaitu Ramin (Gonystilus bancanus ) protected, kantong semar (Nephentes spp) tak jarang bisa dijumpai satwa liar yang diantarannya masuk daftar CITES mulai dari  primata: Kera ekor panjang (Macaca falcicularis) Lutung (Presbytis cristata ), Beruk (Macaca nemestrina), mamalia: Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) Appendix 1, Aves: Rangkong (Buceros rhinoceros ) Appendix 1, kekek (Anthracoceros malayanus), Elang (Spilornis cheela) dan Reptil: King kobra (Naza sp), Biawak (Varanus salvator), labi-labi (Amyda cartilagina) dan jika beruntung bisa melihat buaya muara (Crocodilus porossus) Appendix 2, Sinyulong (Tomistoma schlegelii) Appendix 1.

Gambar 2. Flora dan fauna yang hidup di Cagar Biosfir Giam
Selain berfungsi sebagai menyerap air, danau tersebut juga memiliki banyak manfaat. Masyarakat yang tinggal di kawasan Tasik Betung biasa menggunakan air danau tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, aktifitas masyarakatnya juga bergantung pada danau air hitam itu. Memanfaatkan hasil alam dengan menjadikan danau tersebut sebagai sumber mata pencaharian mereka. Sebagian masyarakat yang berada disana bekerja sebagai nelayan. Aktifitas nelayan mereka didukung oleh alat yang sangat sederhana yaitu lukah. Lukah adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari bambu. Dan bambu itu sendiri berasal dari kekayaan hutan yang mereka tinggali.
Namun keindahan keanekargaman hayati tersebut tidak luput dari ancaman terdapat kawasan ini, antara lain penebangan besar-besaran diiringi dengan adanya pembuatan kebun kelapa sawit, pemukiman liar, perladangan, penggembalaan liar, pencurian kayu dan kebakaran hutan. Masyarakat menduduki kawasan dengan mendirikan bangunan, bertani, beternak serta melakukan berbagai aktivitas didalam kawasan. Bangunan tempat tinggal masyarakat terbuat dari kayu yang dicuri dari kawasan hutan. Kegiatan tersebut tidak dapat dicegah karena terbatasnya jumlah polisi hutan (Polisi hutan) didaerah ini. Selain penebangan, kebakaran hutan merupakan salah satu factor yang menyebab kan laju kerusakan hutan semakin bertambah dari tahun ketahun. Lebih dari 5 ribu ha hutan dijadikan lahan perkebunan pada tahun 2012 dan 4,6 ribu ha hutan lainnya terbakar pada tahun 2011-2013. Sebagian dari lahan ini tumbuh kembali menjadi semak belukar, sebagian digunakan oleh parapetani skala kecil, tetapi sedikit sekali usaha sistematis yang dilakukan untuk memulihkan tutupan hutan atau mengembangkan pertanian yang produktif. Rendahnya tingkat kepedulian peduduk menyebabkan laju kerusakanhutan semakin meningkat karena kurangnya pemahaman pentingnya hutan untuk kehidupan. Bentuk fisik kerusakan hutan biosfer terutama disebabkan oleh adanya:
(1)   Populasi Penduduk
(2)   Kegiatan penebangan liar,
(3)   Penyerobotan hutan untuk perluasan areal pertanian;
(4)   Kebakaran karena pembukaan hutan yang ceroboh;
(5)   Pencurian kayu dan perambahan hasil hutan di kawasan hutan; dan
(6)   Berbagai kegiatan pelaksanan program pemerintah yang mengharuskan terjadinya penebangan tegakan hutan dikawasan hutan yang secara eksesif ternyata sering menebang tegakan hutan lebih dari yang seharusnya.
Apabila  tidak  dilakukan  upaya-upaya serius dalam penanggulangan degradasi  lingkungan maka pada akhirnya akan berdampak pada  kerusakan  kondisi  lingkungan  secara keseluruhan. Degradasi Cagar Biosefir Giam harus ditanggulangi  dengan  pendekatan  sistem yang  kompleks.  Oleh  karena  berkaitan dengan  jumlah penduduk, laju perambahan, dan   laju kebakaran.  Begitu  pula  sumber-sumber kerusakan hutan lainnya disebabkan oleh  berbagai  hal  dan  berlanjut  secara  terus menerus  dalam  fungsi  waktu.  Salah  satu solusi  untuk  menangani  sistem  yang kompleks  ini  adalah  melalui  pendekatan Model Dinamik.
Berdasarkan  pemikiran  ini,  maka penelitian  ini  dilakukan  dengan  tujuan  : untuk menggambarkan seberapa besar kerusakan hutan Cagar Biosfir Giam Siak Kecil Bukit batu (CB-SKBB) akibat pertumbuhan laju perambahan dan laju kebakaran hutan dengan menggunakan software dan meramalkan seberapa besar perubahan perubahan yang ditimbulkan dari factor- faktor yang yang disebutkan diatas yang menyebabkan kerusakan hutan pada Cagar Biosfir Giam Siak Kecil Bukit batu (CB-SKBB).
1.2  TUJUAN
1.      Menganalisa kerusakan hutan dengan simulasi permodelan dinamis dengan menggunakan software.
2.      Meramalkan seberapa besar perubahan yang di timbulkan dari strategi yang di implemantisikan bagi kerusakan hutan.
3.      Mengetahui luas kerusakan hutan untuk beberapa tahun ke depan

1.3  MANFAAT
1.      Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan arah perencanaan sebagai  alternatif  kebijakan  bagi  para  pengambil  keputusan  dalam  upaya menekan tingkat kerusakan hutan di Cagar Biosfir Giam Siak Kecil Bukit batu (CB-SKBB).












2.      LANDASAN TEORI
A.    Pendekatan Sistem Dinamik
Sistem dinamik adalah metodologi untuk memahami suatu masalah  yang  kompleks. Metodologi  ini dititikberatkan  pada  pengambilan  kebijakan  dan bagaimana kebijakan tersebut menentukan tingkah aku masalah-masalah yang dapat dimodelkan oleh sistem secara dinamik (Richardson dan Pugh, 1986). Permasalahan  dalam  sistem  dinamik dilihat  tidak disebabkan oleh pengaruh dari luar namun dianggap disebabkan  oleh  struktur  internal  sistem.  Tujuan metodologi sistem dinamik berdasarkan filosofi kausal
(sebab akibat) adalah mendapatkan pemahaman yang mendalam  tentang  tata  cara  kerja  suatu  system (Asyiawati, 2002; Muhammadi et al, 2001). Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik adalah :
a.              Identifikasi dan definisi masalah
b.             Konseptualisasi sistem
c.              Formulasi model
d.             Simulasi model
e.              Verifikasi dan validasi model
f.              Analisis kebijakan
g.             Implementasi kebijakan

Gambar 3.  Tahapan pendekatan sistem dinamik (Widayani, 1999)
Tahapan dalam pendekatan sistem dinamik ini diawali dan  diakhiri  dengan  pemahaman  sistem  dan permasalahannya  sehingga membentuk  suatu lingkaran  tertutup. Proses dari pendekatan sistem dinamik dapat dilihat pada Gambar 1.
B.                 Penyelesaian Sistem Dinamik
Pada umumnya, model  tersebut disusun  berdasarkan persamaan  (model) matematis. Akan  tetapi,  saat  ini terdapat  perangkat  lunak  Powersim,  yang  dapat menyederhanakan  masalah  tanpa  harus  menyusun persamaan matematis.
Tabel 1. Simbol dan Istilah dalam Model Sistem dinamik
Istilah dalam Model
Simbol
Keterangan
Level
Variabel keadaan (state variable) atau objek yang
dikaji
Flow (aliran)
Aliran masuk atau keluar yang berpengaruh pada variabel keadaan
Auxiliary
Variabel yang nilainya sebagai bagian dari waktu dapat berdiri sendiri atau bergabung dengan aliran
Constant
Parameter yang nilainya bukan fungsi waktu, dapat berdiri sendiri atau bergabung dengan aliran
Link (penghubung)
Penghubung antara satu
variabel/parameter dengan parameter/ variabel lainnya.





3.                  METODOLOGI PENELITIAN

Diagram  sebab  akibat  (causal loop diagram) model dinamik dipakai Untuk memperoleh gambaran pola hubungan antara luas kerusakan hutan, upaya pemulihannya berupa reboisasi atau penanaman hutan kembali, serta populasi penduduk, laju perambahannya dan laju kebakaran digunakan suatu alat yang dapat menitegrasikan komponen-komponen tersebut. Sistem dinamik adalah suatu metodologi yang digunakan untuk memahami bagaimana suatu system berubah dengan berjalannya waktu. Dengan demikian metode sistem dinamik ini dinilai bisa digunakan untuk mengkaji besarnya tingkat kerusakan hutan Cagar Biosfir Giam Siak Kecil Bukit batu (CB-SKBB).
Variabel  yang  berpengaruh  adalah  penduduk  yang  disebut  sebagai  faktor  pengungkit.  Meningkatnya  pertumbuhan  penduduk  maka  akan  meningkatkan  faktor  sosial  ekonomi    seperti  kemiskinan,  kesejahteraan,  pendidikan,  dan  prilaku  masyarakat. Meningkatnya angka kemiskinan mendorong  masyarakat  meningkatkan  penebangan  hutan  secara  liar,  selain  itu rendahnya  pendidikan  dan  prilaku  masyarakat  akan  meningkatkan  perambahan hutan  secara  liar.  Meningkatkatnya  perambahan  hutan  akan  meningkatkan  erosi  yang pada  akhirnya  meningkatkan  pendangkalan danau Meningkatnya  pemanfaatan  lahan  hutan  akan menurunkan  luas  hutan.  (causal  loop diagram) (Gambar 1).


 

Gambar 3. Causal Loop Digaram
IDENTIFIKASI MASALAH
DATA PENDUKUNG
PENYUSUNAN MODEL
HASIL SIMULASI
Verifikasi model
 
 

4.        PEMBAHASAN
4.1 Uji Validasi kinerja
Statistik  AME  (Absolute Mean  Eror)  dan AVE  (Absolute  Variation  Eror).  Nilai  batas penyimpangan yang dapat diterima adalah 5 – 10%. 
Model dianggap valid apabila E1 < 0.5%
Uji  Kalman  Filter  (KF),  dengan  tingkat fitting (kecocokan) yang dapat diterima 47,5-52,5% Barlas (1996 dalam Kholil, 2005). 
Uji  Durbin  Watson  (DW),  yaitu  tajam sekali DW>2 dan kurang tajam DW<2
Analisis  Kebijakan  ada  dua  tahap  analisis kebijakan yaitu:  Pengembangan kebijakan alternatif  Analisis  kebijakan  alternatif  (Muhamadi, dkk.  2001)

4.2 Model Dinamik
Model  dinamik  yang  dirancang meliputi:(a)  sub  model  dinamik  luas  hutan,  (b)  sub model dinamik laju perabahan, dan (c) submodel  dinamik  penduduk  dan (d) Sub Model Kebakaran Hutan, Simulasi  dilakukan  selama  periode waktu  30  tahun  dimulai  2013-2032, skenario  modelnya  adalah:    Kebijakan  penurunan  fraksi  pertambahan  jumlah  penduduk, Laju kebakaran, laju perambahan  dan dampaknya pada peningkatan luas hutan.  Pemodelan  diartikan  sebagai  suatu  gugus pembuatan  model  yang  akan  menggambarkan  sistem  yang  dikaji  (Eriyatno,1999). Pemodelan  sistem  dilakukan  dengan menggunakan  bantuan  perangkat  lunak (software) program Powersim

4.3         Model Dinamik
1.      Luas Hutan
Peningkatan  luas  pemukiman  dan  pertanian pada akhirnya menurunkan  luas hutan Cagar biosfir Giam,  luas hutan dibangun  berdasarkan  persamaan matematik sebagai berikut:

LH                               = (LZI + LZP+LZT)
Dimana LH          =  Luas Hutan m2
LZI                  = Luas Inti
LZP                 =  Luas Penyangga
LZT                  = Luas Zona Transisis
2.      Luas Kerusakan Hutan
Init Luas kerusakan Hutan = Luas Kerusakn Mula-mula pada Tahun
Flow Kerusakan Hutan
Laju Kerusakan Hutan merupakan
Lkh                 = Lph + Lkb - Lr
Dimana Lph    = Laju Perambahan Hutan
Lkb      = Laju Kebakaran Hutan
Lr        = Laju Reboisasi
3.       Laju Perambahan Hutan (Lph)
 Lph = Laju Ilegal Loging + Laju Kebakaran Hutan + Populasi Penduduk
4.      Laju Kebakaran hutan (Lkb)
Lkb = Lkh/Curah Hujan x angka laju kebakaran hutan
5.      Laju Reboisasai (Lr)
6.       (Lr ) = laju kerusakan Hutan (Lkh) x Angka laju rehabilitasi
7.      Sisa Luas Hutan (SLH)
SLH = LH – Lhk
Dimana            LH =  Luas Hutan
                         Lkh = Luas Kerusakan Hutan
8.      Sisa Luas Hutan (SLH)
SLH = LH – Lhk
Dimana            LH =  Luas Hutan
                         Lkh = Luas Kerusakan Hutan

  
 


4 .4  Bebera Kebijakan-Kebijakan yang menjadi pertimbangan
1.       Cagar biosfer Giam siak kecil sangat potensial dijadikan tempat kunjungan wisata. Namun hingga saat ini pengembangannya belum maksimal. Diharapkan akan ada lebih banyak penelitian dan pengembangan di lokasi itu, hingga bisa dibangun berbagai infrastruktur penunjang wisatanya.
2.       Konsesi penebangan, seperti hak penguasaan hutan (HPH) dan hutan tanaman industri (HTI), serta usaha dan kegiatan lainnya yang memiliki implikasi terhadap penebangan hutan, semestinya dihentikan.
3.       Melihat potensi-potensi hutan Cagar biosfir Giam yang besar itu, Pihak terkait, sesegera mungkin dibentuk tim khusus yang akan merancang dan membentuk sebuah badan atau lembaga yang akan mengelola Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu secara profesional. Jika tidak dikelola secara baik, cagar biosfer ini rentan terhadap aksi pemalakan liar.
4.       Menempatkan Pos-Pos Polisi Hutan untuk menjaga Kelestarian hutan Cagar Biosfir Giam untuk mencegah pembalakan liar.
5.       Memanfasilitasi Masarakat sekitar untuk menjaga kelestarian Cagar Biosfir Giam